Selasa, 20 Desember 2022

  Kematian, penghianatan, kehilangan...

Apalagi yang jauh lebih hebat dari rasa sakit itu...

Terlalu rapuh hati dan raga ini menghadapi semua cobaan dan masa suram itu...

Namun nyatanya, semua fase itu telah terjadi dan pada akhirnya terlewati...

Sehebat apapun masalah yang kudapati, namun hanya cinta yang mampu membuatku begitu gila...


Waktu bisa mengobati rasa sakit akibat kematian...

Mengikis empati dan simpatik dapat menyembuhkan hati dari rasa sedih akibat penghianatan...

Kehilangan beberapa aset dan juga finansial mampu aku atasi dengan sekejab mata, tanpa harus mengusik pikiranku sedikitpun, dan dengan cepat aku mampu untuk pulih dan merubah keadaan...

Namun bagaimana dengan cinta ???

Setengah gila aku berusaha menyikapinya...

Majupun tak ada harapan...

Mundurpun tak bisa melupakan...


Ada satu blog khusus yang belum dibaca oleh pembaca yang sesungguhnya...

Pembaca, yang dengan segenap ketulusan aku mencintainya tanpa syarat...

Pembaca, yang dengannya aku mampu melihat keindahan cinta...

Pembaca, yang mampu memaksaku melakukan hal-hal diluar kendaliku...

Siapa lagi pembaca itu, kalau bukan si konyol...

Sebuah blog, dimana semua isi hatiku tertera didalamnya...

Sebuah blog, dimana tertanggal 23 juli 2022 aku mengambil sebuah keputusan besar...

Namun rasanya blog itu takkan pernah sampai pada pemiliknya...

Karena baginya semua itu tidak akan pernah ada artinya ...

Biar saja tetap tersirat dalam kenangan pribadiku...

Dan suatu saat nanti ,aku akan tersenyum ketika aku tak sengaja kembali membacanya..


Seorang fransiska gila dan tergila-gila karenanya...

Disaat kesadaranku mulai menguasai fase itu, aku tersenyum mengingat kegilaanku karena begitu mencintai satu orang...

Satu orang yang begitu aku cintai semenjak hampir 2 tahun yang lalu...

Tapi dia malah sibuk mengejar orang-orang bodoh, yang hanya mau bermain api, menomor sekiankan dirinya dan Merusak nama baiknya....

Konyol sekali bukan ???

Si konyol yang sangat aku cintai...


Aku telah tau dan menerima kalau kita memang tidak mungkin untuk bersatu...

Mungkin caraku yang benar dalam mencintainya adalah dengan membebaskannya untuk mencari cinta yang lain...

Membiarkannya mengejar sesuatu yang ia harapkankan meski itu terlihat konyol dan bodoh...

Melepaskan kuluguan, kenaifan, kelucuan yang telah membuatku mampu menaruh hati...

Sekali lagi dia bukan takdirku...


Kita selalu bertemu...

Tapi kita begitu jauh...

Ada dinding ada jarak yang ia buat, dan aku tak mampu untuk mengikisnya...

Itu menyakitkan..

Namun perlahan aku mulai terbiasa..

Harusnya aku tau tahu isyarat itu dari awal, bahwa Rukmini itu bukan tertakdir untuk Krisna...

Semestinya kubiarkan saja Krisna mencari Radanya, tanpa harus melibatkan rasa...

Naif sekali...

Harusnya dari awal aku paham bahwa tidak akan ada rindu tanpa adanya rasa sayang...

Namun pahamku terlambat untuk datang, dan aku terlanjur menyayanginya...


Dalam sujudku aku menunduk dengan penuh keyakinan dihadapan sang pemilik surga dan juga bumi...

Sang pemilik hati juga perasaan...

Agar memberikan sedikit clue untuk mengendalikan emosi yang gila ini...

Tidak ada lagi keberanian untuk meminta satu nama terbaik untuk diri sendiri..


Sedapat mungkin rasa Empati dan rasa sayang ini akan tertambat pada nama-nama yang seharusnya...

Yang mencintai akan berjuang...

Yang menghargai akan perduli...

Bukannya malah menunggu dan memperpanjang jarak...

Dia telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga...

Seseorang yang mencintainya dalam diam dan dalam doa...



Ela Fransiska

   Kematian, penghianatan, kehilangan... Apalagi yang jauh lebih hebat dari rasa sakit itu... Terlalu rapuh hati dan raga ini menghadapi sem...